Menentukan tingkat analisis biasanya mudah. Tetapi tidak ada metode yang diterima secara universal untuk memutuskan apakah atau bagaimana menarik kesimpulan dari satu tingkat analisis ke tingkat lainnya.
Tingkat analisis ditentukan oleh kasus-kasus yang digunakan sebagai unit penelitian. Situasi ini dapat melibatkan berbagai entitas, seperti negara, partai politik, iklan, keluarga, atau orang lajang.
Akibatnya, analisis dapat terjadi pada tingkat individu, keluarga, iklan, dan sebagainya. Namun, variabel yang digunakan pada setiap tingkat analisis yang diberikan bisa sangat berbeda. Artikel ini berfokus pada empat langkah tingkat analisis dalam memajukan hubungan internasional.
4 Langkah & Kontribusi Hubungan Internasional
Hubungan internasional, atau pertukaran dan hubungan antara banyak negara dan kelompok etnis, secara intrinsik rumit dalam kehidupan sehari-hari dan sebagai bidang studi.
Sejak buku Kenneth Waltz Man, the State, and War terbit pada tahun 1959, para sarjana dan diplomat merasa terbantu untuk memikirkan hal-hal berbeda yang mempengaruhi hubungan internasional dengan memecahnya menjadi tiga tingkat analisis: individu, negara, dan internasional.
Beberapa lapisan studi ini menjelaskan berbagai penyebab di balik mengapa negara berperang, menandatangani perjanjian, atau membentuk aliansi. Apakah penyebab-penyebab ini terkait dengan ciri-ciri pemimpin yang percaya diri, nilai-nilai negara tertentu, atau ciri-ciri sistem global?
Tingkat Internasional atau Sistemik
Menurut tingkat analisis internasional atau sistemik, bahkan tidak perlu mempertimbangkan ciri-ciri internal negara atau orang untuk memahami kebijakan luar negeri secara keseluruhan. Sebaliknya, aspek sistem internasional mempengaruhi bagaimana negara beroperasi berdasarkan tingkat kekuatan mereka.
Perang Dingin, periode bipolaritas di mana Amerika Serikat dan Uni Soviet sama-sama memiliki kekuatan yang signifikan, memberikan ilustrasi paling tepat tentang analisis tingkat dunia. Konflik tak terhindarkan akan terjadi ketika dua negara menguasai sebagian besar kekuatan dunia. Pilihan mereka akan didasarkan pada mempertahankan kekuatan mereka di antara negara-negara dan mencegah negara lain mendapatkan kekuatan yang lebih besar.
Sistem tripolar dikembangkan pada 1970-an ketika Cina menjadi terkenal, dan semua orang menghindari menjadi “orang aneh” karena dua negara lainnya bersatu melawan yang ketiga. Untuk memberikan tekanan diplomatik pada Uni Soviet, Amerika Serikat mengambil keuntungan dari ini dan membuka kembali hubungan diplomatik dengan China.
Contoh yang lebih baru adalah invasi AS ke Irak; pendukung analisis tingkat internasional berpendapat bahwa karena Amerika Serikat adalah satu-satunya negara adidaya dalam sistem unipolar, ia harus menggunakan tindakan militer untuk menegaskan dan mempertahankan dominasinya.
Tingkat Negara
Pendukung analisis tingkat negara berpendapat bahwa sistem internasional hanya memberikan sebagian penjelasan tentang hubungan internasional dan bahwa penjelasan yang lebih menyeluruh dapat ditemukan dengan melihat latar belakang negara, termasuk struktur pemerintahannya, kinerja ekonomi, lokasi geografis, peristiwa sejarah. , dan nilai budaya.
Dari perspektif ini, penting untuk menyadari bahwa Perang Dingin tidak hanya melibatkan dua negara adidaya tetapi juga demokrasi sebagai salah satu dari dua kekuatan tersebut. Sistem ekonomi kapitalis dan komunis dua kekuatan besar juga berpengaruh.
Menurut seorang analis tingkat negara bagian, salah satu elemen yang menyebabkan berakhirnya Perang Dingin adalah keruntuhan ekonomi Uni Soviet pada 1980-an. Anggapan budaya Amerika bahwa sistem politik dan ekonominya “sangat baik” dan sistem lainnya “jahat” dapat membantu menjelaskan mengapa Amerika Serikat melakukan intervensi di Irak.
Tingkat Individu
Akhirnya, gagasan “orang hebat dalam sejarah” ditekankan pada tingkat individu. Menurut teori ini, kepribadian pemimpin secara langsung mempengaruhi kebijakan luar negeri mereka. Para pemimpin secara aktif mempengaruhi hubungan internasional daripada hanya bereaksi secara mekanis terhadap sistem nasional atau internasional.
Penjelasan Perang Dunia II melalui kepemimpinan Adolf Hitler bisa dibilang merupakan contoh paling menonjol dari analisis tingkat individu. Contoh lain adalah ketika para peneliti menganggap kesimpulan Perang Dingin sebagai persahabatan antara Presiden Reagan dan pemimpin Soviet Gorbachev.
Menggunakan Perang Irak sebagai contoh, analisis tingkat individu akan melihat ideologi dan kepribadian George W. Bush, Donald Rumsfeld, Dick Cheney, dan tokoh penting lainnya yang memiliki suara dalam tindakan militer AS.
Marxisme dan Tingkatan Analisis
Mayoritas teori hubungan internasional masuk ke dalam salah satu dari tiga kategori. Namun, Marxisme menempatkan kelas sebagai kategori yang mendasari semua koneksi politik daripada hanya mengandalkan tingkat individu, negara, atau internasional. Pialang kekuasaan, yang merupakan anggota kelas penguasa atau elit, membuat keputusan. Sampai kelas pekerja memiliki kendali atas alat-alat produksi, kelas pemilik modal yang kaya akan terus menguasai kelas pekerja.
Dalam skala global, hubungan kelas juga membantu menjelaskan imperialisme. Negara-negara kapitalis di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 membutuhkan bahan mentah dan pasar untuk barang-barang manufaktur mereka.
Sebagian besar Eropa Barat mengadopsi kebijakan luar negeri imperialis karena kekuatan ini, yang menurut kaum Marxis, masih mempengaruhi hubungan internasional modern berkat oligarki keuangan global bank dan perusahaan multinasional. Menurut perspektif Marxis, keputusan individu, negara, dan internasional dimotivasi oleh dan berdasarkan hubungan kelas.